“Kami selalu dipercaya
oleh ribuan tamu
maupun cooperate”

"Pembayaran setelah paket berakhir
& tanpa DP"

PURA LINGSAR

Pura Lingsar terletak di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Desa Lingsar. Untuk mencapainya membutuhkan waktu sekitar 20 menit dari kota mataram yang berjarak 8 km. Pura ini dibangun oleh pendatang dari bali tahun 1714 dan pernah mengalami renovasi. Pura Lingsar selain sebagai tempat ibadah, juga sebagai simbol kerukunan antara umat beragama Hindu Bali dan Islam Sasak. Karena di kawasan pura di gunakan sebagai tempat ibadah ke dua agama tersebut. Pura ini terdiri beberapa kompleks bangunan yang memiliki nilai – nilai tersendiri, seperti gaduh, kemaliq, dan pesiraman. Gaduh merupakan tempat suci agama hindu yang dibangun sebagai tempat ibadah yang melambangkan dewa penghuni dua gunung, yaitu dewa di gunung rinjani ( Lombok ) dan dewa di gunung aggung ( Bali ). Sedangkan Kemalik adalah tempat suci ajaran islam wetu telu. Namun umat hindu juga di perkenankan untuk sembahyang di area ini. di area ini terdapat kolam kecil yang di huni oleh seekor ikan tuna yang di anggap suci. Menurut cerita, ikan tuna ini merupakan jelmaan dari tongkat Datuk Milir, raja Lombok yang bertapa di tempat ini untuk meminta turun hujan. Masyarakat hindu dan islam wetu telu percaya, jika seseorang yang berkunjung di tempat ini memberi makan ikan tersebut dengan telur rebus, kemudian ikan tersebut keluar dari lubang dan memakan telur tersebut. Maka orang tersebut akan mendapatkan keberuntungan dan doa yang di panjatkan akan di kabulkan oleh tuhan.

Pada bulan oktober atau desember, tepatnya bulan purnama ke – 6 tahun saka. Di tempat ini dilaksanakan ritual Perang Topat. Ritual ini merupakan bagian upacara pujawali (peringatan ulang tahun pura lingsar). Perang Topat adalah ritual dimana dua kelompok masyarakat yang berperang dengan cara melempar ketupat (topat) kebagian tubuh lawan. Perang Topat ini bertujuan untuk memohon turunya hujan dan kemakmuran antara umat beragama.